Simplisia
Sebelum kita mengetahui apa itu Acorus Calamus ada baiknya kita mengetahui, Apakah simplisia itu? Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia di bagi menjadi 3, yakni simplisia Nabati, Hewani, dan Mineral. Ada pun macam-macam simplisia, antara lain
Rimpang (rhizome) :
Rimpang merupakan batanf dan daun yang terdapat di dalam tanah, bercabang-cabang, dan tumbuh tunas yang muncul ke atas tanah dan menjadi tumbuhan baru. Kunyit dan Jahe merupakan salah satu contoh jenis rimpang yang biasa dijadikan simplisia.
Akar (radix) :
Akar merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat dalam tanah. Tugas akar selain memperkuat tegaknya tumbuhan, menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah, kadang-kadang juga sebagai tempat menimbun makanan. Menurut bentuknya, dibedakan 2 macam akar yaitu akar tunggang dan akar serabut. Akar tunggang hanya terdapat pada tumbuhan yang ditanam dari biji. Akar untuk simplisia bisa dari tanaman rumput, perdu, atau tanaman berkayu keras. simplisia akar dikumpulkan ketika proses pertumbuhannya terhenti. Contoh akar yang kerap dijadikan simplisia adalah Ginseng.
Kayu (Lugnum) :
Kayu yang biasa digunakan sebagai simplisia merupakan kayu tanpa kulit. Pemotongan kayu biasanya dilakukan miring sehinggak permukaan menjadi lebar. Kadangkala berupa serutan kayu.
1.1 Kulit Kayu (Cortex)
Kulit kayu merupakan bagian terluar dari batang pada tanaman.
1.2 Biji (Semen)
Biji biasanya dikumpulkan dari buah yang masak
1.3 Buah (fructus)
Buah untuk simplisia biasanya dikumpulkan setelah masak
1.4 Bunga (flos)
Bunga yang digunakan sebagai simplisia dapat berupa bunga tunggal atau majemuk.
1.5 Daun (folium)
Bisa dikatakan, daun adalah jenis simplisia yang paling sering digunakan dalam pembuatan herbal. simplisia tersebut bisa derupa daun segar atau kering dan dapat berupa pucuk daun seperti teh atau daun tua seperti daun salam.
1.6 Herba (herba)
Herba merupakan seluruh bagian dari tanaman obat mulai dari akar, batang, daun, bunga, dan buah yang berasal dari tanaman jenis terna yangbersifat herbaceus. Contohnya , Pegagan.
Acorus Calamus
Definisi:
Apa itu Acorus Calamus? Acorus calamus atau dringo adalah tumbuhan tahunan yang digunakan sebagai obat tradisional dan sebagai campuran berbagai minuman keras, dan juga untuk bahan insektisida.
Nama ilmiahnya Acorus calamus L. Merupakan salah satu jenis Araceae. Di Indonesia Dringo dikenal dalam bermacam-macam nama daerah, misalnya deringo, dlingo, jariangau dan lain-lain. Berasal dari sekitar laut hitam, laut Kaspia dan India.
Dringo merupakan tanaman tahunan, tingginya mencapai 0,5 m. Daunnya bertulang sejajar, panjangnya antara 1 – 1,5 cm, dengan tulang daun di bagian tengahnya yang kuat, ujung daun lancip, menyebarkan bau yang sangat harum.
Bunganya tersusun dalam tongkol yang panjangnya antara 3 – 4,5 cm, tangkai bunga itu sendiri panjangnya 20 – 25 cm. Bunganya kecil-kecil, warnanya kuning kehijaunan, baunya sangat harum. Buahnya merupakan buah buni, bentuknya seperti gasing yang berlendir. Apabila telah masak bunga itu jatuh ke atas tanah. Akarnya kuat, mempunyai rimpang yang berwarna merah jambu dengan bagian dalamnya berwarna putih.
Cara Menanam:
Dringo tumbuh subur pada ketinggian antara 275 – 2050 meter di atas permukaan laut. Lebih menyukai tempat-tempat yang becek dan berair seperti, di tepi-tepi parit, tepi kolam, di rawa dan di pinggir sungai.
Ditanam dengan menggunakan pecahan rumpunnya atau dengan potongan rimpangnya. Dapat juga Dringo ditanam dengan menggunakan bijinya, tetapi biji itu sendiri jarang dihasilkan.
Identifikasi:
Nama Simplisia : Calami Rhizoma
Nama lain : Dringo, Jaringau,Calamus, Sweetflag
Nama tanaman asal : Acorus calamus
Keluarga : Araceae
Zat berkhasiat utama/ isi : Minyak atsiri mengandung egenol, asaron, asaril aldehida. Zat pahit akorin, zat penyamak, pati, akoretin, tannin. Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 2,5% v/b.
Penggunaan : Bahan pewangi, karminativa, insektisida, demam nifas.
Pemerian : Bau khas aromatik, rasa pahit, agak pedas.
Bagian yang digunakan : Akar tinggal
Waktu panen :
Dikumpulkan waktu daun mulai kering, dibersihkan dari semua bagian tanaman lain, tetapi tidak dikupas, biasanya diperoleh dari tanaman berumur 1 tahun. Bila panenan dilakukan kurang dari 1 tahun hasilnya berkurang, dan lebih dari 1 tahun hasilnya masih dapat ditingkatkan.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup.
2.3 Membuat Simplisia
Proses pembuatan simplisia terdiri atas:
1. Pengumpulan Bahan Baku
Tahapan ini sangat menentukan kualitas bahan baku, dimana faktor yang paling berperan adalah masa panen.
2. Sortasi Basah
Sortasi basah adalah pemilahan hasil panen ketika tanaman masih segar, dilakukan terhadap : tanah dan kerikil, rumput-rumputan, bahan tanaman lain atau bagian lain dari tanaman yang tidak digunakan, serta bagian tanaman yang rusak( dimakan ulat).
3. Pencucian
Bertujuan untuk membersihkan kotoran yang melekat pada tanaman, terutama yang berasal dari dalam tanah (akar, umbi, rimpang, dsb), dan yang tercemar oleh pestisida.
4. Pengubahan Bentuk
Bertujuan untuk meningkatkan luas permukaan bahan baku sehingga proses pengeringan akan berlangsung cepat. Contoh perlakuan untuk pengubahan bentuk: Perajangan pada rimpang, daun dan herba
5. Pengeringan
Mengurangi kandungan air sampai kadar kurang lebih 10 %, proses pengeringan simplisia bertujuan untuk :
a) Mengurangi kadar air, sehingga simplisia tidak mudah dikonaminasi oleh fungi/jamur dan bakteri
b) Menghentikan aktivitas/kerja enzim
c) Mengurangi/mencegah perubahan kimia kandungan yang berkhasiat
6. Sortasi Kering
Merupakan pemilihan bahan setelah proses pengeringan, dimana bahan-bahan yang rusak( terlalu gosong, terlindas kendaraan) dan kotoran hewan yang mungkin terdapat didalamnya harus disortasi/dibuang.
7. Pengepakan dan Penyimpanan
Pengepakan dilakukan dalam wadah tersendiri tiap-tiap simplisia dengan identitas (label) dan disimpan dengan baik. Persyaratan wadah yang digunakan : inert, tidak beracun, mampu melindungi simplisia dari cemaran, penguapan kandungan aktif, pengaruh cahaya, oksigen dan uap air. Wadah simplisia umumnya dipakai : karung goni, plastik, peti kayu, karton, kaleng tahan air, dan alumunium. Bahan cair menggunakan botol kaca, atau guci porselen. Bahan beraroma menggunakan peti kayu yang dilapisi timah atau kertas timah.
pengertian lain :
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia di bagi menjadi 3, yakni simplisia Nabati, Hewani, dan Mineral.
Acorus calamus atau dringo adalah tumbuhan tahunan yang digunakan sebagai obat tradisional dan sebagai campuran berbagai minuman keras, dan juga untuk bahan insektisida.
Dringo merupakan tanaman tahunan, tingginya mencapai 0,5 m. Daunnya bertulang sejajar, panjangnya antara 1 – 1,5 cm, dengan tulang daun di bagian tengahnya yang kuat, ujung daun lancip, menyebarkan bau yang sangat harum.
Bunganya tersusun dalam tongkol yang panjangnya antara 3 – 4,5 cm, tangkai bunga itu sendiri panjangnya 20 – 25 cm. Bunganya kecil-kecil, warnanya kuning kehijaunan, baunya sangat harum. Buahnya merupakan buah buni, bentuknya seperti gasing yang berlendir. Apabila telah masak bunga itu jatuh ke atas tanah. Akarnya kuat, mempunyai rimpang yang berwarna merah jambu dengan bagian dalamnya berwarna putih.
Dringo tumbuh subur pada ketinggian antara 275 – 2050 meter di atas permukaan laut. Lebih menyukai tempat-tempat yang becek dan berair seperti, di tepi-tepi parit, tepi kolam, di rawa dan di pinggir sungai.
Ditanam dengan menggunakan pecahan rumpunnya atau dengan potongan rimpangnya. Dapat juga Dringo ditanam dengan menggunakan bijinya, tetapi biji itu sendiri jarang dihasilkan.
Proses pembuatan simplisia Calami Rhizoma terdiri atas pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencucian, pengubahan bentuk, pengeringan, sortasi kering, pengepakan dan penyimpanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar