Decocta dan infusa dapat diartikan sebagai sari-sari dalam air yang dibuat dari bahan-bahan alam yang direbus pada suhu 90 0C sampai 98 0C. Perbedaannya yaitu pada decocta lamanya penyarian setengah jam, sedangkan pada infusa selama 15 menit.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam infusa decocta, yaitu :
1. Derajat halus dari bahan-bahan bakal
Untuk beberapa bahan bakal, diberikan derajat halusnya; pada bahan itu ditunjukan pula, terutama :
- Pulpa Tamarindom harus digerus dengan air dalam mortir, dimana biji-bijinya harus dibuang dulu sebelum ditimbang.
- Fruktur Anisi, Fructus juniferi dan fructus Myrtilli harus dimemarkan terlebih dahulu. kecuali Fructus Hordei decorticati dan semen lini.
Jika suatu decoc atau infus harus dibuat dari bahan bakal yang tidak tercantum dalam daftar derajat halus, hendaknya diambil bahan bakal dengan derajat halus yang sama seperti yang dipakai untuk pembuatan sediaan-sediaan galenika, atau diambil derajat halus dari bahan bakal lain yang konsistensinya sama dengan bahan bakal yang dipakainya itu.
2. Banyaknya bahan bakal
Banyaknya bahan bakal adalah 10 bagian untuk 100 bagian serkaian; dimana hal ini hanya berlaku bahan-bahan bakal yang tercantum dalam Farmakope, dan bahan-bahan itu bukan bahan-bahan yang berkhasiat keras. Sebagian kekecualian dari peraturan ini, ada bahan-bahan bakal yang tercantum dalam sebuah daftar yang terpisah dari Farmakope. Kekecualian itu adalah :
Bagian bahan bakal untuk 100 bagian serkaian | |||
Nama Bahan | Jumlah | Nama Bahan | Jumlah |
Radix Ipecacuanhae | 0,5 | Fores Arnicae | 4 |
Folia Digitalis | 0,5 | Folia Sennae | 4 |
Herba Adonidis Vernalis | 0,5 | Radix Senegae | 4 |
Folia Orthosiphonis | 0,5 | Species Antiaphtosae | 5 |
Carrageen | 1,5 | Cortex Chinae | 6 |
Secale Qornutum | 3 | Lichen Islandicus | 6 |
Semen Lini | 3 |
Untuk banyaknya bahan bakal, Codex memberikan peraturan yang sama seperti Farmakope, kepada daftar kekecualian hanya ditambahkan Fructus Hordal decorticati, dimana harus diambil 8 bagian bahan bakal untuk 100 bagian serkaian.
Jika suatu decoc atau infus diambil dari suatu bahan bakal yang berkhasiat keras, tidak dinyatakan banyaknya bahan yang harus diambil, maka boleh dianggap bahwa resep itu tidak sempurna dan harus meminta keterangan lebih lanjut kepada dokter yang menulisnya.
Untuk memeriksa takaran maksimum, harus dipastikan bahwa zat-zat berkhasiat telah larut semuanya dalam sari-sari itu.
3. Banyaknya Air
Penambahan dilakukan sebanyak 2 kali bobot bahan bakalnya, tetapi untuk beberapa bahan bakal, penambahan ini terlalu sedikit. Maka :
- Flores Chammomillae Vulgaris, Flores Tiliae, dan Semen Lini dipakai empat kali bobot bahan bakal
- Carrageen sebanyak 15 kali bobot bakal bahan
- Pulpa Tamarindorum cruda hanya diperlukan air yang sama dengan bobotnya. Karena bahan bakal ini tidak dikeringkan terlebih dahulu
4. Menghangatkannya
Waktu yang diperlukan untuk pembuatan decoc atau infus, dihitung saat isi panci mencapai suhu 90 0C atau jika panci kita tempatkan di penangas air yang dingin, maka kita anggap bahwa isinya telah mencapai suhu itu, jika penangas airnya mulai mendidih. Jika panci perebus diletakkan diatas penangas air yang menidih maka untuk menaikan suhunya kita menghitung 10 menit. Disertai juga dengan pengadukan.
5. Menyerkai
Decocta harus diserkai panas-panas kecuali decoctum condurango, karena zat yang berkhasiat yang terdapat di dalamnya yaitu Condurangin. Dalam air panas jauh leih kecil kelarutannya dari pada dalam air dingin. Mengenai infusa, bahan bakal yang mengandung minyak-minyak atsiri harus diserkai setelah dingin, tapi perlu diingat bahwa Folia Sennae mengandung zat yang dapat menyebabkan sakit perut yang melarut dalam air panas tetapi tidak larut air dingin. Sehingga infusum Sennae harus selalu diserkai dingin.
Untuk pembuatan Infusum Sennae compositum penyerkaian harus dingin dan kemudian dengan pemanasan dalam botol tertutup, garam saignette dilarutkan. Infusa lainnya boleh diserkai panas-panas atau diserkai dingin.
6. Decocto-Infusa
Jika dari beberapa bahan bakal bersama-sama harus dibuat suatu serkaian, sedangkan bahan bakal pertama termasuk yang harus dibuat decoc dan yang lain harus infuse, maka bahan bakal itu dibuat suatu decoctum-infissum. Mula-mula bahan bakal yang dibuat decoc dimasukan dahulu dalam panic-infus, 15 menit kemudian dimasukan bahan bakal yang harus dibuat infus. Panci dihangatkan pada suhu 90 oC selama 15 menit. Maka decoctum-infusum harus diserkai panas / dingin tergantung jenis bahan bakalnya. Jika ada yang harus diserkai panas dan dingin maka pertama kali kita harus selidiki apakah decoctum-infusum dapat dipisahkan pembuatannya, sehingga dari bahan bakal yang pertama kita membuat suatu decoc yang diserkai panas dan dari bahan yang lain kita membuat infuse yang diserkai dingin. Dengan syarat air yang tersedia cukup untuk pembuatan masing-masing serkaiannya. Bila air cukup maka kita dapat mengerjakannya dengan dua cara:
- Decoctum-Infusum diserkai panas-panas, cara ini yang terbanyak dipakai, hal ini ditentukan oleh codex.
- Decoctum-Infusum dipisah dalam decoc yang diserkai pana dan infuse yang diserkai dingin, kedua-duanya dibuat dengan bagian-bagian air yang tersedia, yang banyaknya sebanding.
Untuk decoctum Chinae, Farmakope memilih perbandingan 6 : 100. Karena mengandung zat-zat yang disebut : kinotanat-kinotanat, yang kelarutannya hanya terbatas. Jika decoctum serupa itu dibuat lebih kuat maka tak akan banyak zat yang melarut.
Pemisahan suatu serkaian sudah tentu perlu,bila bagian-bagian dari bahan-bahannya bereaksi satu dengan yang lainnya atau memberikan suatu endapan (zat samak dan alkoloida-alkoloida) jika air yang tersedia cukup banyak untuk masing-masing bagian untuk memperoleh serkaian yang biasa, maka harus menggunakan cara kedua.
7. Bilamana kita membuat suatu Decoc atau Infus dari bahan bakal?
Kita membuat decoc atau infus ditentukan oleh sifat dari bahan bakal. Yaitu:
- Decoc:
- pada bahan-bahan bakal yang keras
- pada bahan-bahan bakal tanpa minyak atsiri
- pada bahan-bahan bakal dimana bagian-bagiannya tahan terhadap penghangatan.
- Infusa:
- pada bahab-bahan bakal yang lunak
- pada bahan-bahan bakal minyak atsiri
- pada bahan-bahan bakal dimana zat yang terkandungtidak atau kurang tahan terhadap penghangatan. Misalnya Radix Ipecacuanhae, Rizoma Hydrastis dan bahan-bahan bakal yang banyak mengandung pati seperti Radix Liquiritae, Radix Rhei, dan sebagainya.
ALAT - ALAT UNTUK MEMBUAT INFUSA
DAN LAIN SEBAGAINYA
INFUSA
nama aslinya adalah INFUSUM (bahasa Latin) : adalah sediaan cair
yang dibuat dengan cara mengekstraksi bahan nabati dengan pelarut
air pada suhu 90° C selama 15 menit (Farmakope Indonesia, 1995).
Di dunia Farmasi, apa yang disebut “bahan” nabati lebih popular
dengan istilah “Simplisia” nabati.
Selama ini dikenal ada beberapa cara untuk mengekstraksi zat aktif
dari suatu tanaman ataupun hewan menggunakan pelarut yang
cocok. Pelarut-pelarut tersebut ada yang bersifat bisa campur air
(contohnya air sendiri, disebut pelarut polar) ada juga pelarut yang
tidak mau campur air (contohnya aseton, etil asetat, disebut pelarut non polar).
Untuk melakukan proses infusa, maka kita harus mempersiapkan 1 unit panci yang terdiri dari 2 buah panci
yang saling bisa ditumpuk. Bagi para pengobat tradisional mungkin sudah mengenal jenis panci yang demikian
ini, namanya “paci-tim” (lihat gambar).
Panci yang di atas digunakan untuk menaruh bahan yang akan di ekstraksi (tentu bersama pelarutnya, yaitu air,
masing-masing dengan takaran tertentu), sementara panci sebelah bawah diisi air, maksudnya digunakan
sebagai pemanas panci atas, sehingga panas yang diterima panci atas tidak langsung berhubungan dengan api.
Teorinya, ketika panci bawah airnya mendidih (pada suhu 100o
C), maka panas yang diterima oleh panci atas
hanya bersuhu sekitar 90o
C saja. Kondisi demikian ini diperlukan agar zat aktif dalam bahan tidak rusak oleh
pemanasan berlebihan. (biasanya zat aktif akan rusak bila dipanaskan sampai 100o
C atau lebih).
Dalam bahasa farmasi, sistem pemanas demikian ini disebut :
- Penangas air (Indonesia)
- Water bad (Belanda)
- Water bath (Inggris)
Jadi prosedur pembuatan infusa dalam garis besarnya adalah sebagai berikut:
• Simplisia yang berupa tanaman dengan derajat halus tertentu ditimbang (misalnya 10 g), kemudian
dimasukkan ke dalam panci atas diberi air “secukupnya”. Maksud dari “secukupnya” adalah
diperhitungkan terhadap kadar ekstrak yang hendak kita inginkan, jadi misalnya kita ingin membuat
ekstrak berkadar zat aktif 10%, maka serbuk tanaman yang dibutuhkan adalah 10 g bersama air 100 g
(100 cc), sementara kalo kita menggunakan air sebanyak 200 cc dan serbuknya tetap 10 g, maka kadar
ekstrak yang akan kita peroleh menjadi 5% saja. Begitu seterusnya.
• Setelah panci atas siap untuk diproses, maka masukkan panci beserta isinya segera ke dalam panci
bawah yang telah berisi air. Setelah itu panci bawah dipanaskan di atas api langsung dan dibiarkan
sampai mendidih (artinya suhu mencapai 100o
C). Diharapkan maka suhu air di panci atas akan
mencapai 90o
C.
• Pemanasan dilakukan selama 15 menit terhitung mulai air di panci bawah mendidih (suhu panci atas
mencapai 90°C), sambil sekali-sekali diaduk.
• Waktu 15 menit itu adalah aturan umum yang diberikan oleh buku-buku farmasi resmi seperti
Farmakope.
• Setelah cukup 15 menit, maka panci atas diturunkan dan disaring selagi masih panas melalui kain flanel,
• Apabila ternyata volume akhir yang didapat kurang dari 100 cc (air semula 100 cc) maka perlu
ditambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infusa yang dikehendaki
yaitu 100 cc.
• Cara menambahkan air itu harus menurut aturan kuantitatif, yaitu hasil saringan tadi dipindah ke gelas
ukur, kemudian kekurangan air yang diperlukan, ditambahkan sampai volume akhir mencapai batas
skala 100 cc (jadi tidak boleh mengukur air sesuai dengan kurangnya air, namun yang diukur adalah
bagian air yang akan ditambahi).